Blog yang khusus menyediakan link download koran, majalah dan ebook gratis, khususnya yang berkaitan dunia pendidikan, sains dan agama

Download Majalah Intisari Gratis Bulan Februari 2021

 


Tanggal rilis: 15 Februari 2021

Daftar Isi

Sorotan: Tionghoa Muda dan Budayanya
‘Saku’ Merah Berisi Keberuntungan di Hari Imlek
Uniknya Ragam Sapaan di Keluarga Peranakan
Dinamika: Tersingkirnya Para Penghuni Lama Kota Semarang
Profil: Jejak Kemanusiaan Ang Kang Hoo

Dinamika: Peranakan Tionghoa Di Batavia dalam Ingatan Tio Tek Hong
Tersengat Kata-Kata Penyemangat
Pesepeda Road Bike Bisa Meniru Burung yang Bermigrasi
T&J: Sering Buang Air Kecil di Malam Hari, Normalkah?
Lentera: Bahagia yang Menular

Filantrop Tionghoa yang Terlupakan Zaman

Saya membuka repihan koran 13 Mei 1874. Napas tertahan sejenak sembari memilah dengan jemari. Setelah Bintang Timor edisi menelusuri kolom demi kolom, saya menemukan nama seorang tuan tanah di Batu Ceper, Tangerang: “Tan Tjeng Po”. Penjelasannya, asisten residen dan tuan tanah yang mendirikan satu sekolah atas biayanya sendiri untuk bocahbocah desa yang mendiami tanah partikelir miliknya di Batu Ceper.

Koran itu mengabarkan juga bahwa jarang sekali orang Tionghoa mempunyai keinginan mulia seperti dirinya. Jika sekolah itu berjalan dan anak-anak dusun dapat mengambil manfaat dari pendidikan, mereka akan selalu mengenang kedermawanan sang tuan tanah itu. “Anak negeri nanti poedji dan bilang trima kasi kepada Tan Tjeng Po, serta dia poenja nama nanti tinggal hidoep selama-lamanja,” demikian tulis koran itu.

Beberapa tahun setelah tulisan saya beredar, seseorang menghubungi saya lewat surel. Dia memperkenalkan diri sebagai keturunan tuan tanah itu. Namun, dia memberitahu bahwa sejatinya nama yang dimaksud koran itu bukan “Tan Tjeng Po, melainkan “Tan Tiang Po”. Dia bercerita bahwa Letnan Tan Tiang Po adalah sahabat Kapitein Oey Khe Thai ayah Kapitein Oey Djie San pemilik Landhuis Karawaci. Juga, sahabat Kapitein Oey Giok Koen keponakan si playboy beken Oey Tamba Sia.

Dahulu, di depan landhuis Batu Ceper terdapat alun-alun. Setiap tahun Tan Tiang Po menggelar pesta rakyat berupa sedekah bumi, potong kerbau, dan mengarak kepala kerbau. Puncaknya, wayang golek. Sayangnya, tanah-tanah milik leluhurnya itu terkena reformasi agraria, hanya sebagian kecil yang masih dimiliki keluarga. Jasadjasad di permakaman keluarga, termasuk jasad sang letnan, dikremasi dan ditabur di laut.

Senada dengan kisah opsir Tiong hoa itu, kami memaparkan penelusuran tergusurnya permakaman Tionghoa karena kecamuk pem bangunan. Juga, kisah fi lantrop Tiong hoa Ang Kang Hoo yang inspiratif. Selamat membaca. Kiong hi huat choy!

Link Download

DOWNLOAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar