Judul
Buku: Asiyah: Sang Mawar Gurun Fir’aun
Penulis:
Sibel Eraslan
Penerbit:
Kaysa Media
Tahun: 2014
Jumlah
Halaman: 452
Buku
ini adalah salah satu dari 4 kisah wanita penghuni surga karya penulis Turki,
Sibel Eraslan. Buku lainnya yang telah terbit adalah Khadijah: Ketika Rahasia
Mim Terungkap dan Fatimah Az-Zahra: Keindahan dari Karbala.
Buku ini
mengisahkan seorang perempuan
mulia yang memegang teguh akidah,
bahkan hingga saat lidah api menjilat tubuhnya di tiang hukuman penguasa zalim
bergelar Fir’aun. Perempuan mulia ini,
Asiyah, seorang Ratu
Mesir, yang menanamkan dengan
kuat di dalam hatinya ajaran Tuhan yang Satu
seperti yang disampaikan
oleh Nabi Yusuf
A.S. Asiyah, perempuan mulia yang
tak silau oleh gemerlap kekuasaan dan nikmat.
Pada suatu waktu, saat kembali sebagai Pembebas Mekah, Rasulullah
Saw. mengatakan kepada
para sahabat mengenai empat
perempuan ahli surga yang paling mulia, yaitu Khadijah putri Khuwalaid, Fatimah
putri Muhammad, Asiyah putri Mudzahim, istri Fir’aun, dan Maryam putri Imran.
Kisah ini
terbagi dalam dua
bagian besar. Bagian
awal disampaikan dalam bentuk
kiasan lempeng-lempeng manuskrip
yang mengisahkan Raja Akhenaten, penguasa Mesir yang bijaksana
dan meyakini kebenaran
ajaran Nabi Yusuf, beriman kepada Tuhan yang
Tunggal. Keyakinan ini akhirnya membuat
pusat pemerintahannya di Amarna luluh lantak oleh serangan pasukan musuh dari
dalam kerajaannya sendiri yang ingin memulihkan kembali keyakinan terhadap
banyak tuhan atau dewa. Bagian
ini juga mengantarkan
pembaca untuk mengenal
tokoh-tokoh utama.
Bagian kedua
menceritakan kisah Ratu
Asiyah yang juga dikenal sebagai Yes atau Yes’a. Pembaca
akan diajak menyelami perjalanan
hidup Ratu Asiyah
yang besar dalam
didikan Apa, guru yang
sangat dihormatinya, serta
kedua pengiring setianya, Tahnem
dan Sare. Bersama,
mereka menjaga keimanan terhadap
Tuhan yang Satu, seraya menyusun langkah menghadapi kelicikan dan pandangan
haus kekuasaan Kepala Pendeta Haman dan Karonaim yang mengingkari asal-usulnya.
Mereka adalah empat sekawan dari masa kecil, Asiyah, Ra, Ha, dan Ka. Namun,
pada akhirnya mereka berpisah jalan, saling berhadapan sebagai lawan.
Asiyah
kemudian ditakdirkan menjadi permaisuri Raja Ra. Sang Raja
kelak bermimpi mengenai
kelahiran seorang anak dari
Suku Apiru yang
akan menjatuhkannya dari
singgasana. Seorang anak yang
akan menjadi utusan-Nya.
Mimpi ini berujung pada
kegilaan berupa perintah
membunuh setiap bayi laki-laki
Apiru yang baru
lahir. Namun, kuasa
Illahi menentukan bahwa bayi
masih merah yang
dihanyutkan ke Sungai Nil
oleh ibunya akan
berjumpa ibu yang
lain, Ratu Asiyah. Bayi ini
adalah Musa.
Inilah kisah
Asiyah, Permaisuri Fir’aun.
Keteguhan imannya seperti aliran Nil yang tak lelah menyusuri jalannya
menuju samudera luas, walau segala rintangan menghadang...
Inilah
kisah seorang perempuan yang tak silau oleh harta dan kekuasaan.
Download
ebook Asiyah: Sang Mawar Gurun Fir’aun pdf via
Google Drive:
buku Asiyah: Sang Mawar Gurun Fir’aun juga tidak di temukan halaman nya gan..
BalasHapuslink nya di ggogle drive gan