Judul Buku: Filsafat
dan Metafisika dalam Islam
Penulis: Muhammad Sholikhin
Penerbit: Narasi
Tahun: 2008
Jumlah Halaman: 400
Dalam bab pertama dalam buku ini dijelaskan dari
sub bab pengertian hingga sub bab filsafat Arab atau filsafat Islam, agar para
pembaca mudah memahami secara menyeluruh. Bab pertama ini sebagai pembuka atau
pengantar untuk bab-bab selanjutnya. Jadi, agar memahami bab-bab setelah bab
pertama maka harus memahami terlebih dahulu bab pertama.
Setelah sekian banyak mengutip pengertian
filsafat dari beberapa tokoh filsafat, K.H. Muhammad Sholikhin menyimpulkan bahwa
pengertian filsafat ialah ilmu tentang wujud-wujud melalui sebab-sebabnya yang
jauh. Yakni pengetahuan yang yakin yang sampai kepada sebab-sebabnya sesuatu.
Ilmu terhadap wujud-wujud tersebut adalah bersifat keseluruhan, bukan bersifat
terperinci menjadi (garis kecilnya), karena pengetahuan secara terperinci
menjadi lapangan ilmu-ilmu nyata.
Sedangkan dalam penjelasan lapangan filsafat Islam, K.H. Muhammad
Sholikhin tidak memberi penjelasan dari dirinya akan tetapi hanya mengutip dari
beberapa tokoh filosuf-filosuf muslim, diantaranya al-Kindi, al-Farabi,
Ikhwanushafa dan Ibnu Sina. Dari beberapa filosuf muslim ini, hanya
Ikhwanushafa yang memberikan penjelasan lebih banyak dalam lapangan filsafat
Islam termasuk cabangnya. Ada empat lapangan filsafat Islam menurut
Ikhwanushafa, yaitu matematika, logika, fisika, dan ilmu ketuhanan. Ilmu
ketuhanan mempunyai bagian-bagian, yaitu: mengetahui Tuhan, ilmu kerohanian,
ilmu kejiwaan, ilmu politik yang mencakup politik kenabian, politik
pemerintahan, politik umum, politik khusus, politik pribadi (Akhlak), dan ilmu
keakheratan.
Penjelasan mengenai filsafat Arab atau filsafat
Islam, penulis buku ini memaparkan terlebih dahulu pendapat tokoh-tokoh yang
sepakat dengan penamaan filsafat Arab dan yang sepakat dengan penamaan filsafat
Islam. Lalu K.H. Muhammad Sholikhin memberikan argumentasinya dan memilih
penamaan filsafat Islam dianggap lebih tepat. Alasannya menginggat bahwa Islam
bukan saja sekedar agama, tetapi juga kebudayaan. Pemikiran filsafat sudah
barang tentu terpengaruh oleh kebudayaan Islam tersebut, meskipun pemikiran
tersebut adalah Islam, baik dalam problem-problemannya, motif pembinaannya
maupun tujuannya, karena Islam telah memadu dan menampung aneka kebudayaan
serta pemikiran dalam satu kesatuan.
Dalam pembahasan selanjutnya dijelaskan mengenai bagaimana para
ahli-ahli ketimuran (orientalis) memandang filsafat Islam. Dalam bab ini, K.H.
Muhammad Sholikhin mengangkat beberapa nama orientalis yang mempunyai pendapat
atas filsafat Islam. Antara lain, Tenneman, Renan, L. Gauthier, E. Brehier, dan
Max Horten. Kemudian penulis buku ini meringkas dari apa yang telah disampaikan
oleh para orientalis tersebut.
Filsafat Yunani sebelum Islam dijelaskan pula oleh K.H. Muhammad
Sholikhin dalam buku ini. Hal ini dimaksudkan agar pembaca mengetahui secara
umum mengenai filsafat Yunani. Karena sebelum filsafat Islam hadir, filsafat
Yunani-lah yang hadir pertama kali sebagai cikal-bakal atas filsafat-filsafat
yang lain. Bab ini menjelaskan tentang ciri khas fase Hellenisme, ciri khas
fase Hellanisme Romawi, Neo Platonisme, Plotinus, dan penjelasan mengenai
sifat-sifat akal, jiwa alam, dan alam materi pada zaman tersebut.
Bab selanjutnya mengenai persiapan berfilsafat
pada kaum muslimin. Hal ini dilakukan dengan berbagai cara, antara lain
penerjemahan buku-buku filsafat yaitu buku-buku Plato dan Aristoteles. Selain
itu juga penerjemahan buku-buku Hellenisme Romawi, dan masa Neo Platonisme.
Filsafat Yunani ini dapat diterima, karena ada keinginan untuk pemaduan
filsafat di satu pihak dengan agama di lain pihak.
Bab-bab selanjutnya dalam buku ini mulai menjelaskan filsafat Islam yang
diwakili oleh para filosuf muslim, diantaranya al-Kindi, al-Farabi, Ibnu Sina,
al-Ghazali, Ibnu Bajah, Ibnu Thufail dan Ibnu Rusyd. Tokoh-tokoh tersebut
dijelaskan dari biografi, karya-karyanya, pemikiran filsafat tokoh tersebut,
lalu kemudian dikomentari oleh penulis buku. Al-Ghazali dalam pandangan penulis
buku ini, bukan termasuk sebagai filosuf karena ia menentang bahkan memerangi
filsafat. Akan tetapi al-Ghazali telah mempelajari filsafat sedemikian rupa
hingga dapat mengkritik para filosuf muslim dari segi pemikiran filsafat
metafisika. Mungkin hal inilah yang menyebabkan al-Ghazali dimasukkan dalam
pembahasan filosuf Islam.
Download ebook Filsafat dan Metafisika dalam Islam pdf via Google Drive:
DOWNLOAD