Judul
Buku: Demonologi Islam: Upaya Barat
Membasmi Kekuatan Islam
Penulis: Asep Syamsul M. Romli
Penerbit: Gema Insani Press
Tahun: 2000
Jumlah Halaman: 120
Buku Demonologi
Islam ini termasuk kajian politik, bisa juga masuk ke kajian Komunikasi
Politik Media Barat.
Buku ini
mempopulerkan istilah Demonologi Islam, yaitu proses pencitraan Islam
sebagai hal yang menakutkan layaknya demons (setan).
Banyak yang
menggunakan istilah ini, bahkan definisi yang saya sampaikan dalam buku ini,
namun tidak adil menyebutkan sumbernya. Misalnya artikel Demonologi Islam di
Tribun Timur.
Buku yang
lebih merujakan “analisis konten” (content analysist) terhadap pemberitaan media–media Barat,
utamanya Majalah Times dan Newsweek, tentang gerakan Islam ini mengulas bagaimana
media Barat memunculkan isu dan istilah yang mendiskreditkan Islam, seperti
fundamentalisme Islam, bom Islam, dan terorisme Islam.
Disertai
contoh-contoh dan analisis beritanya, buku ini memberikan pemahaman tentang
“editorial policy” media Barat dalam pemberitaan tentang Islam dan kaum Muslim
yang berujung pada demonologi Islam –proses pencitraan negatif terhadap Islam
dan kaum Muslim sehingga Islam/Muslim dianggap ancaman yang menakutkan.
Demonologi
merupakan penyederhanaan istilah untuk mengatakan tentang upaya sitematis yang
menggambarkan sesuatu sebagai hal yang menakutkan – layaknya hantu (demon)
– dan harus dimusuhi dan diperangi dengan dukungan media massa.
Demologi
Islam adalah upaya sistematis politikus dan media Barat untuk memberi
penggambaran atau pencitraan Islam sebagai demon (setan,
iblis atau hantu) yang jahat dan kejam sehingga Islam harus dimusuhi dan
diperangi.
Sasaran
demonologi adalah sebagai berikut:
1.
Kelompok harakah al–Islamiyah (gerakan
Islam) seperti Ikhwanul Muslimin (Mesir), Front Islamique du Salut (FIS,
Aljazair), Harakah Muqawamah al-Islamiyah (Hamas, Palestina), dan lain-lain.
2.
Rezim atau pemerintahan negara – seperti Imam
Khomeini (Iran), Muammar Qaddafi (Libya), dan Saddam Hussein (Irak) – ataupun
mereka yang berani coba-coba menerapkan syariat Islam dalam sistem pemerintahan
– seperti Zia Ul-Haq (Pakistan), Hasan al-Basyir (Sudan), dan Taliban
(Afghanistan).
3.
Aktivis Muslim seperti Syekh Omar Abdul Rahman
(Mesir), Syekh Ahmad Yasin (Palestina), Dr. Hasan at-Turabi (Sudan), Osama bin
Laden (Arab Saudi), dan Abdullah “Apo” Ocalan (Kurdi Turki).
Konflik
Barat-Islam mencuat pasca kekalahan komunis (Uni Sovyet) dalam Perang Dingin.
Barat menilai Islam sebagai kekuatan baru yang mengancam dominasi mereka.
Barat
menjadikan Islam sebagai musuh selanjutnya. Ada beberapa pendapat juga yang
mengatakan bahwa semangat perang salib kembali berkobar.
Sumber
permusuhan Barat terhadap Islam secara umum adalah dendam historis dan
kesalahpahaman masyarakat Barat memaknai Islam.
Dendam
historis adalah dendam masa lalu ketika Islam menjadi kekuatan dunia ketika
masa Khilafah Islam masih ada.
Berbagai
perperangan (perang salib) selalu didominasi pasukan Islam. Perang Salib
merupaka pondasi kebencian Barat terhadap Islam. Meski khilafah telah berhasil digulingkan
pada tahun 1924, namun dendam kekalahan masa lalu tidak bisa dilupakan.
Kesalahpahaman
Barat memahami Islam juga menjadi pemicu konflik tersebut. barat mempelajari
dan memahami Islam dari buku-buku para orientalis, sedangkan para orientalis
menkaji Islam dengan tujuan untuk menimbulkan miskonsepsi terhadap Islam atau
menyelewengkan ajaran Islam.
Hal tersebut
ditambah dengan sajian media massa yang menampilkan
Islam tidak secara menyeluruh. Bahkan, yang mereka tampilkan adalah kaum Syiah
yang hanya 10 % dari umat Muslim di dunia yang di dominasi Islam Sunni.
Barat
menjadikan Syiah sebagai perwakilan Islam secara keseluruhan, padahal Syiah
bukan Muslim. Islam dan Syiah
berbeda.
Barat keliru
dan menyamakan ajaran Islam dengan perilaku individu umat Islam. Misalnya,
ketika sejumlah individu melakukan kekerasan, maka Barat langsung mengatakan
teroris. Bahkan Barat mengecap ajaran Islam adalah sumber teroris.
Hal tersebut
djadikan Barat sebagai opini umum dunia dengan media massa untuk
memberikan pandangan bahwa Islam itu kejam dan Islam harus diperangi. Parahnya
adalah banyak umat Islam yang tidak melakukan pembelaan bahkan mereka malah
takut dengan ajaran Islam karena termakan opini Barat tersebut atau kemudian
muncullah istilah Islamphobia (ketakutan terhadap Islam).
Buku ini
secara umum memberikan gambaran fakta bagaimana Barat dengan hegemoninya
memandang bahwa Islam adalah musuh selanjutnya pasca Perang Dingin.
Barat melihat
ada kebangkitan dalam Islam. Untuk mencegah kebangkitan tersebut Barat
melakukan berbagai upaya untuk membuat Islam terpuruk. Bahkan umat Islam dibuat
takut dengan agamnya sendiri. Namun melihat fenomena yang real pada saat ini,
seperti ISIS, telah membuat Barat kehilangan akal untuk menghentikan
kebangkitan Islam.
Download ebook Demonologi
Islam pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar