Tanggal rilis: 08 Juli 2021
8 - Sorotan
Cerita Panji Yang Berkembang Melintasi
Negeri
42 - Sorotan
Wayang Gedog: Wayang Istana yang Hampir
Sirna
80 - Sorotan
Topeng Malang Merawat Kisah Zaman
Dongeng Dari Jalur Rempah Nusantara
Beberapa minggu jelang berjangkitnya pandemi, saya berkesempatan melancongi
Malang, Jawa Timur. Suatu malam bergerimis, saya singgah ke Pasar Bareng di
ujung Bulevar Ijen. Lantai kesatunya sebagai pasar basah di pagi hari,
sedangkan lantai keduanya untuk pasar seni dan diskusi budaya. Saya beruntung,
kebetulan para seniman dan budayawan setempat sedang berkumpul. Dari sudut,
saya menyimak diskusi tentang topeng malangan yang mewakili tokoh-tokoh dongeng
Panji.
Julukan ini merujuk pada sosok-sosok bertopi di relief candicandi zaman
Majapahit. Pun, kakawin Nagarakertagama turut mengisahkan Raja Hayam Wuruk yang
menari dengan topeng emas. Di pasar seni itu saya juga berjumpa dengan seorang
pengajar perempuan yang inspiratif dari paguyuban Titik Tenger. Dia berkisah
tentang upayanya mengenalkan topeng Panji kepada anak-anak sekolah dasar di
Malang. Salah satu caranya, lomba mewarnai topeng.
Dongeng Panji tidak sekadar berkembang di Jawa atau Bali. Tradisi ini menyebar
di Sumatra dan Kalimantan, bahkan sampai daratan Asia Tenggara. Sejak berabad
silam, jalur rempah menyatukan kawasan ini dengan teknologi, seni, budaya
termasuk dongeng. Kini, narasinya muncul dalam multidimensi seni kriya, seni
tari, dan drama. Kita patut bangga karena dongeng Panji diakui UNESCO sebagai
Memory of the World pada Oktober 2017.
Ketika merencanakan penerbitan, kami memulainya dengan perbincangan bersama
Bapak Wardiman Djojonegoro, yang turut berupaya memperkenalkan tradisi ini ke
dunia. Saat itu hadir juga budayawan Henri Nurcahyo dari komunitas BrangWetan,
dan sejarawan FX Domini BB Hera. Semang at kami pun menjadi tajuk: Melahirkan
Kembali Narasi Panji. Kenapa kita begitu menggemari cerita-cerita dongeng?
Kahlil Gibran pernah berkata, “Kebutuhan manusia setelah makan dan minum adalah
mendengarkan dongeng.” Lantaran dongeng pula kita berdaya. Selamat membaca!
Link Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar