Judul Buku: Mengapa
Negara-Negara Gagal: Awal Mula Kekuasaan, Kemakmuran dan
Kemiskinan
Penulis: Daron Acemoglu & James A. Robinson
Penerbit: Elex Media Komputindo
Tahun: 2014
Jumlah Halaman: 82
Dalam era
globalisasi seperti sekarang ini, mengapa masih ada negara yang kaya dan negara
yang miskin? Mengapa kesenjangan pendapatan dan sosial antara negara kaya dan
negara miskin bisa sangat jauh berbeda, sampai-sampai eksistensi negara miskin
dibayangi oleh cap "Negara Gagal"?
Sebagai contoh, lihat saja negara Korea. Walau mereka sama (baik dari segi
budaya, suku, ras, dan etnik), situasi kehidupan antara Korea Utara dan Korea
Selatan sangat jauh berbeda. Saat ini, Korea Utara termasuk ke dalam deretan
negara paling miskin di dunia berdasarkan pendapatan per kapitanya. Warganya
hidup melarat dan dicekam oleh rezim pemerintahan yang otoriter. Sementara itu,
warga Korea Selatan hidup makmur sejahtera dan dilindungi oleh pemerintah yang
responsif serta mengayomi seluruh kebutuhan warganya. Pun bisa menjadi negara
di benua Asia yang berhasil mencengangkan dunia dengan pertumbuhan ekonominya
dalam satu dasawarsa ini.
Contoh lain, mari kita tengok ke benua Afrika. Bostwana kini dinilai sebagai
salah satu negara Afrika yang berhasil mengembangkan perekonomiannya. Sementara
negara-negara tetangganya yang lain seperti Zimbabwe, Kongo, dan Sierra Leone
masih berkecamuk dengan bencana kelaparan, perang saudara, tindak kekerasan
oleh pemberontak, tekanan politis oleh pemerintah, serta belitan kemiskinan
yang tak pernah usai.
Tak hanya itu, kita tentu masih ingat dengan Uni Soviet yang pada dekade
1960-1970-an berhasil membuat negara-negara Barat ketar-ketir dengan
kedigdayaannya. Soviet bahkan sanggup bersaing dengan blok Barat dalam hal
inovasi dan teknologi saat terjadi Perang Dingin. Bahkan Soviet diramalkan bisa
mengalahkan blok Barat. Tapi mengapa semua kejayaan gemilang itu mendadak
runtuh saat memasuki dekade 90-an, sehingga membuat Soviet menjadi negara gagal
yang tercerai-berai dan rakyatnya terjebak dalam belitan kemiskinan hingga
sekarang? Apakah yang menyebabkan kesenjangan antara negara miskin dan kaya
begitu menganga? Faktor budaya, letak geografis, atau perbedaan iklim? Ternyata
tidak. Semua faktor itu tidak ada sangkut-pautnya dengan kesenjangan yang
terjadi di negara kaya dan miskin.
Dalam buku ini, Daron Acemoglu dan James A. Robinson memaparkan dengan sangat
berani bahwa institusi politik-ekonomi suatu negaralah yang menjadi penentu.
Negara yang institusi politik-ekonominya bersifat inklusif, cenderung
berpotensi untuk menjadi negara kaya. Sementara negara yang institusi
politik-ekonominya bersifat ekstraktif, cenderung tinggal menunggu waktu untuk
terseret ke dalam jurang kemiskinan, instabilitas politik, dan menjadi negara
gagal. Tapi, apakah sesederhana itu? Ternyata tidak.
Berdasarkan hasil penelitian mendalam selama 15 tahun, Acemoglu dan Robinson
dalam buku ini berupaya mengurai serta memaparkan semua kerumitan itu dengan
mengumpulkan berbagai bukti sejarah: mulai dari penyebab runtuhnya Kekaisaran
Romawi, peradaban Maya yang perlahan hilang ditelan zaman, pudarnya kejayaan
Venesia, kolapsnya negara adidaya Uni Soviet, kolonisasi Amerika Latin oleh
penjajah Spanyol yang membentuk berbagai pranata ekonomi yang menyengsarakan
rakyatnya hingga kini, sampai ke tumbuh dan berkembangnya negara-negara kaya
seperti Inggris, Amerika Serikat, dan Afrika.
Berdasarkan pemaparan itu pula, mereka berupaya membangun teori baru untuk
menjawab berbagai pertanyaan besar dalam hal politik-ekonomi pada zaman
sekarang. Misalnya saja:
- Saat ini China berhasil menciptakan mesin pertumbuhan ekonomi yang otoriter.
Akankah pertumbuhan ekonominya terus berlanjut dan berhasil mengalahkan
kedigdayaan perekonomian negara Barat?
- Apakah kini kejayaan Amerika Serikat semakin pudar?
- Adakah kecenderungan bahwa suatu negara maju dapat terjebak dalam lingkaran
setan`sekelompok kecil elite penguasa berupaya mati-matian mempertahankan
kekuasaannya demi kepentingan sendiri?
- Selain itu, bagaimanakah cara yang paling efektif untuk mengentaskan
kemiskinan yang diderita oleh miliaran orang di dunia, dan mengangkat derajat
mereka untuk meraih kemakmuran?
- Apakah dengan menggunakan falsafah perekonomian negara-negara kaya di Barat?
Atau melalui pembelajaran yang didapatkan oleh duo penulis, lewat terobosannya
untuk menyeimbangkan interaksi antara institusi yang bersifat inklusif dan
ekstraktif?
Temukan semuanya dalam buku yang sangat mencerahkan ini.
Download ebook Mengapa
Negara-Negara Gagal pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar