Judul Buku: Syekh Muhammad Bin Abdul Wahab dan Ajarannya
Penulis: Syekh Jafar Subhani
Penerbit: Citra
Tahun: 2007
Jumlah Halaman: 320
Wahabi atau
Wahabisme adalah suatu ajaran yang dibawa oleh Muhammad bin Abdul Wahab sebagai
bentuk reformasi ajaran Islam di Arab Saudi. Adapun inti dari ajarannya adalah
mengembalikan ajaran Islam hanya pada Alquran dan hadis. Selain itu, gerakan
ini juga memiliki misi utama membersihkan ajaran Islam dari praktik bidah,
syirik, dan khurafat. Namun, para penentang aliran Wahabi menyebutnya sebagai
gerakan sekte Islam yang menyimpang karena serangkaian aksi kejam yang pernah
dilakukan di masa lalu.
Gerakan Wahabi muncul di Arab Saudi pada pertengahan abad ke-18
dari dakwah Muhammad bin Abdul Wahab. Muhammad bin Abdul Wahab adalah seorang
teolog Muslim yang lahir pada 1703 di Nadj, sisi timur Arab Saudi. Dalam
pengembaraannya ke berbagai daerah untuk menuntut ilmu, Muhammad bin Abdul
Wahab menemukan banyak terjadi penyimpangan ajaran Islam. Penyimpangan
tersebut di antaranya berupa praktik bidah, syirik, dan khurafat. Bidah
adalah mengadakan suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam Islam, dibentuk
sendiri oleh manusia atau budaya di sekitarnya.
Alhasil, Muhammad bin Abdul Wahab mencetuskan pemikiran reformasi
Islam, yang kemudian menjadi sebuah gerakan. Wahabi dianggap sebagai gerakan
yang ultra-konservatif, keras, dan berusaha mempertahankan ajaran Islam yang
mutlak berdasarkan Alquran dan hadis. Para penganut paham Wahabi menamakan
dirinya sebagai kelompok Muwahiddun, yang berarti pendukung ajaran yang
memurnikan Allah SWT.
Muhammad bin Abdul Wahab tergolong ulama yang produktif dan
tercatat telah menulis beberapa karya ilmiah. Keseluruhan karyanya membahas
mengenai pemurnian ajaran Islam. Dalam ajarannya, Muhammad bin Abdul Wahab
memfokuskan pada beberapa hal, seperti berikut.
- Menyembah hanya kepada Tuhan, selain
itu musyrik
- Mengembalikan orang Islam dari
kepercayaan kepada Syeikh, Wali atau kekuataan gaib kepada ajaran Tauhid
- Menyebut nama Nabi, Syekh atau
malaikat dalam doa termasuk musyrik
- Meminta syafaat kepada selain Tuhan
juga termasuk musyrik
- Bernazar selain kepada Tuhan termasuk
menyekutukan Tuhan
- Memperoleh pengetahuan selain dari
Alquran dan sunah merupakan kekufuran atau paham yang berbeda dengan Islam
Doktrin Wahabi yang sangat konservatif, keras, dan kaku dipicu
oleh pemahaman keagamaan yang mengacu dari bunyi harfiah teks Alquran dan
hadis.
Hal ini menjadikan Wahabi sangat menolak tradisi dan menganggap
orang-orang yang tidak sepemahaman sebagai orang kafir dan murtad (keluar dari
Islam).
Pada awalnya, Muhammad bin Abdul Wahab mulanya menyebarkan
pemikirannya di Basrah, tetapi tidak diterima oleh masyarakat dan diusir karena
dianggap sesat oleh sebagian ulama di sana. Tidak hanya itu, bahkan Wahabi
ditentang oleh ayah Muhammad bin Abdul Wahab sendiri, Abdul Wahab, dan
saudaranya, Salman bin Abdul Wahhab.
Setelah diusir karena dituding sesat, Muhammad bin Abdul
Wahab bertemu dengan Muhammad bin Saud, yang merupakan pemimpin Diriyah.
Muhammad bin Saud adalah seorang politikus, yang pada akhirnya mau membangun
koalisi dengan Muhammad bin Abdul Wahab untuk mencapai kepentingan politiknya
sendiri.
Muhammad bin Saud mau mendukung Wahabi, asalkan Muhammad bin Abdul
Wahab tidak mengganggu kebiasaannya mengumpulkan upeti tahunan dari penduduk
Diriyah. Berkat dukungan dan lindungan Muhammad bin Saud, ajaran Wahabi
semakin berkembang kuat dan gerakannya juga semakin kejam.
Pada 1773, Muhammad bin Abdul Wahab bersama para pengikutnya
dapat menduduki Riyadh dan menyebarkan pemikirannya. Oleh karena itu, para ahli
sejarah beranggapan bahwa berkembangnya ajaran Wahabi tidak dapat dilepaskan
dari berdirinya Kerajaan Arab Saudi, yang masih eksis hingga sekarang.
Pasalnya, koalisi tersebut juga membuat pengaruh Muhammad bin Saud semakin kuat
dan kemudian mendirikan negara Arab Saudi.
Download ebook Syekh Muhammad Bin
Abdul Wahab dan Ajarannya pdf via Google
Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar