Tanggal rilis: 13 Februari 2017
18 – Menata
Aturan Ketat Bagi Pengobat
50 – Nyaman dan
Aman Saat Duduk di Kursi Kemudi
86 – Lari:
Pilih Treadmill Atau di Alam Terbuka
Catatan
Editorial
Dulu saya pernah mendengar anekdot
kocak dari seorang teman yang sedang jatuh cinta.
“Tuhan, jika dia jodohku, dekatkanlah. Jika bukan, buatlah dia menjadi
jodohku.” Saya sampai terpingkal-pingkal mendengarnya.
Hmm..berbicara tentang jodoh memang selalu menarik.
Sepertinya terlihat jauh, ternyata dekat. Sepertinya dekat, eh ternyata masih
jauh. So, jodoh itu harus dikejar atau ditunggu? Dalam kultur di negeri ini,
umumnya orang berpendapat bahwa orang yang kita nikahi adalah jodoh kita. Namun
tahukah Anda, Richard Bach, seorang penulis dari Amerika Serikat, punya
pendapat lain? Menurutnya, jodoh tidak sama dengan perkawinan. Sebab jodoh
berkolerasi dengan kecocokan, sementara pernikahan merupakan pilihan.
Telaah lebih dalam tentang jodoh bisa disimak lebih dalam di laporan utama
Intisari edisi ini di rubrik Sorotan yang berjudul “Jodoh Tak Harus Menikah”di
halaman 156.
Selain mengangkat laporan tentang jodoh, pada Februari hingga April 2016 kami
juga mengadakan mini campaign bertajuk “Smart Breakfast for Happiness.” Kami
mengajak kepada para pembaca untuk membudayakan sarapan yang cerdas, baik untuk
diri sendiri maupun keluarga. Kenapa? Berdasarkan riset, sarapan yang baik bisa
melahirkan pikiran positif dan rasa bahagia dalam menjalani hari.
Kampanye akan kami lakukan di multiplatform Intisari mulai dari cetak, website,
hingga media sosial. Yuk, bergabung dengan kami!
Link Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar