Judul Buku: Borneo: Menyingkap Gua Prasejarah
Penulis: Luc-Henri, Jean-Michel Chazine, Pindi
Setiawan
Penerbit: Unknown
Tahun: 2010
Jumlah Halaman: 180
Catatan kedua penulis ini mengenai gua di Kalimantan—mereka
menyebutnya Bornéo—merupakan kesaksian atas suatu petualangan luar biasa.
Mereka menceritakan temuan hebat suatu gambar-cadas (garca) berusia lebih dari
10.000 tahun yang menjelaskan bagaimana manusia menempati wilayah antara Asia
dan Australia.
Sejak 1988, misi demi misi mencoba menggambarkan profil berbagai
populasi tua Kalimantan yang sangat mungkin serumpun dengan kaum Aborigin di
Australia dan hubungan khusus yang mereka jalin dengan gua dengan menciptakan
garca yang berciri sejumlah besar tangan negatif.
Terhitung hampir 2.000 gambar yang mendorong mereka untuk mengusulkan
penafsiran baru tentang corak universal itu. Karya ini yang diberi ilustrasi
begitu indah menyajikan kekayaan, kompleksitas, dan kekunoan di bagian dunia
itu yang sekarang terancam lingkungannya.
Sebuah buku yang indah.
Hanya sedikit speleolog, dan bahkan jarang arkeolog, yang mujur
dalam hidup mereka sempat menemukan sebuah gua bergambar-prasejarah.
Keberuntungan tentu saja didahului kerja keras dan terencana, disertai
pengalaman. Namun, adakalanya kerja keras itu akhirnya mendapat imbalan atau
sia-sia. Luc-Henri Fage dan Jean-Michel Chazine adalah peneliti yang beruntung
telah mengalami momentum luar biasa itu. Namun, yang istimewa dalam petualangan
itu adalah mereka tidak hanya meneliti satu gua bergambar. Temuannya memang
berlipat ganda sebelum dan setelah 1998, masa “panen” mereka. Mereka telah
menemukan satu daerah secara menyeluruh yang menyimpan begitu banyak gua
bergambar.
Sebelum penelitian mereka di Kalimantan, sesungguhnya tidak ada
yang mengetahui keberadaan suatu seni cadas di daerah terpencil itu. Menara
pegunungan karst itu sendiri spektakuler dan dilindungi oleh keterpencilan
dalam hutan lebat. Penduduknya, yang hidup dari sarang burung, sumber alam yang
begitu kaya, sangat mencurigai pendatang. Dengan kata lain, kedua peneliti itu
harus menghadapi segala hambatan, mulai dari perizinan hingga penjelajahan di
dalam rimba raya itu. Mereka harus mendaki cadas terjal, yang sering
membahayakan, terkadang harus menggunakan sulur tumbuhan, sebelum mencapai ceruk
tertinggi yang bergambar tangan negatif.
Tera-tangan negatif Kalimantan, yang begitu banyak dan orisinal
berikut corak dalamnya, sekarang termasyhur, paling tidak di kalangan pakar.
Garca itu menjadi bagian dari perwujudan paling misterius dan paling mengagumkan
yang pernah dikenal.
Karya Luc-Henri Fage dan Jean-Michel Chazine, yang diberi
ilustrasi mewah berupa foto sangat indah, menyajikan suatu alam yang tidak
dikenal sampai kini. Mereka mengisahkan cerita prasejarah yang menakjubkan,
dengan bobot keilmuan yang tinggi dari data yang sahih, dilengkapi dengan
kaji-banding berbagai tema dan teknik, serta penelitian tentang jenis kelamin
para pencipta telapak. Semua itu membuat kita dapat membayangkannya.
Benar-benar suatu warisan budaya yang hebat, layak menjadi tradisi
seni yang termasyhur. Jelas warisan itu patut dilindungi, begitu pula
lingkungan sekitarnya yang rentan. Buku yang memperkenalkan warisan budaya ini
merupakan sumbangsih bagi perlindungan dan pelestariannya, suatu hal yang
selalu kita harapkan.
“Dua puluh
tahun bawah tanah di Kalimantan Untuk
Luc-Henri Fage, pembuat film dokumenter dan caver, petualangan gua dengan
Borneo dimulai tahun 1988. Dia tidak tahu kemudian bahwa pencarian ini akan
terus berlanjut selama hampir dua puluh tahun dan pengiriman sebelas.”
- National Geographic
“Sangat
cepat, ethnoarcheologist Chazine Jean-Michel (CNRS) telah bergabung. Selama
perjalanan, kedua pria itu difoto dan mempelajari lukisan lebih dari 1900
stencil tangan dan gambar dari orang-orang lupa siapa tinggal di sana, ada
lebih dari 10.000 tahun. Buku mereka telah menerbitkan tidak hanya menceritakan
penemuan ini, tetapi juga kenangan ekspedisi mereka di tanah sehingga sulit oh
untuk mengakses. Ditulis sebagai suatu perjalanannya, kaya dengan ilustrasi dengan
ratusan foto, peta dan diagram, buku ini adalah untuk meletakkan di tangan
siapapun yang tertarik dalam petualangan ilmiah dan manusia.”
- Celine Lison
“Ini hasil buku dari petualangan ganda,
yang hidup tim yang dibentuk oleh penjelajah Fage Luc-Henri dan arkeolog
Jean-Michel Chazine. Menemukan sebuah gua dilukis pada tahun 1988 di hutan
Kalimantan, Fage memimpin Chazine. Akan mengikuti 1992-2007, serangkaian
eksplorasi dilakukan di lingkungan yang sulit untuk akses, yang akan mengungkap
setengah lusin situs arkeologi yang bernilai tinggi, termasuk lukisan gua
pertama wilayah, mengungkapkan keragaman populasi prasejarah.”
- Liberation
“Kaya
dengan ilustrasi dan sangat mudah membaca buku ini memungkinkan Anda menemukan
seni mural itu adalah 5-10000 tahun, benar-benar diketahui. Tetapi penemuan
ilmiah jauh melampaui sekedar kompilasi atau perdebatan berulang tentang arti
dari tanda-tanda dan gambar. Semenanjung Indonesia telah memainkan peran
penting dalam perluasan spesies manusia ke Pasifik. Terhubung ke daratan selama
periode glasial, kepulauan Indonesia memang titik persimpangan penting ke
Australia, dan titik awal dari penakluk dari Kepulauan Pasifik. Dengan membuka bab baru di wilayah arkeologi wilayah yang sebelumnya belum
dipetakan karena permusuhan itu, Fage dan Chazine juga menyelesaikan halaman
sebelumnya kosong di buku besar sejarah Homo sapiens.”
- Sylvestre
Huet
Download ebook Borneo:
Menyingkap Gua Prasejarah pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar