Judul Buku: Guantanamo
Diary
Penulis: Mohamedou
Ould Slahi
Penerbit: Noura Book
Publising
Tahun: 2016
Jumlah Halaman: 458
Mohamedou Ould Slahi tak pernah menyangka, bahkan tidak dalam
mimpi terburuknya, bahwa sore itu ialah kali terakhir dia menjejakkan kaki
sebagai manusia bebas. Dia datang ke markas kepolisian Mauritania dengan niat
baik: memenuhi panggilan untuk dimintai keterangan. Namun, dia malah ditahan
tanpa tuduhan yang jelas. Dia juga harus menjalani rangkaian interogasi,
pemerasan informasi, dan penyiksaan. Dia dilarang shalat dan puasa, bahkan
dipaksa melakukan hal-hal yang diharamkan ajaran Islam.
Lama ibu Slahi mengira anaknya ditahan di Mauritania. Keluarganya mengirimkan
pakaian dan makanan, bahkan memberi uang kepada penjaga penjara untuk
perawatannya. Hingga suatu hari, adik Slahi mengetahui nama sang kakak ada
dalam daftar tahanan di Guantanamo sebuah
penjara kebal hukum yang didirikan murni karena paranoia Amerika Serikat
terhadap terorisme. Kini, sudah lebih dari empat belas tahun Slahi ditahan
tanpa diadili. Bahkan ibunya pun meninggal dalam kesedihan menunggu
pembebasannya.
Buku ini disunting dari 466 halaman tulisan tangan Slahi yang dibuatnya dalam
sel yang sampai saat ini masih dihuninya. Amerika Serikat menyensornya dengan
ketat sebelum catatan tersebut berhasil diperjuangkan selama tujuh tahun untuk
diterbitkan. Itu sebabnya akan dijumpai lebih dari 2.500 coretan stabilo hitam
di dalam buku ini. Namun, bahkan sensor pun tak mampu menutupi kejernihan dan
ketajaman penuturan Slahi.
Keunggulan Buku:
- Guantanamo selalu memiliki daya tarik yang kuat bagi orang-orang yang ingin
mengetahui apa yang terjadi di dalam penjara itu.
- Isu tentang orang-orang muslim yang mengalami kekerasan di dalam
penjara-penjara barat selalu membuat orang-orang penasaran dan ingin mengetahui
detail kejadian di sana.
- Penulisnya adalah orang muslim yang ditahan tanpa dakwahan di penjara
Guantanamo dan sampai saat ini dia masih dikurung di sana.
- Buku diary ini berhasil mendapatkan izin penerbitan, walaupun dengan banyak
suntingan dari pemerintah Amerika Serikat, hasil suntingannya tetap ditampilkan
dalam buku dengan tanda stabilo hitam yang menambah buku ini semakin menarik.
Semua orang harus membaca Guantanamo Diary
.... Hanya berdasarkan fakta bahwa buku ini ditulis dalam Guantanamo, buku Slahi akan menjadi kemenangan
kemanusiaan atas kekacauan. Namun, ternyata Guantanamo
Diary sangat manusiawi. Slahi tidak hanya memanusiakan dirinya, dia juga
memanusiakan para penjaga dan petugas interogasi. Bukan berarti dia memaafkan.
Justru sebaliknya, dia menggambarkan mereka sebagai individu kompleks yang
mengetahui kebaikan dari kekejaman dan benar dari yang salah.
—Joshua Rothman, The New Yorker
Slahi muncul dari halaman diary-nya ... sebagai pribadi yang ingin
tahu, murah hati, jeli, cerdas, dan religius, tetapi tidak berarti fanatik ....
Guantanamo Diary memaksa kita untuk
mempertimbangkan alasan Amerika Serikat telah mengesampingkan ide bahwa sidang
tepat waktu adalah cara terbaik untuk menentukan siapa yang layak untuk berada
di penjara.
—Scott Shane, New York Times
Seorang tahanan lama telah menulis buku yang paling mendalam dan
menggelisahkan dari kerugian tambahan dalam perang melawan teror.
—Mark Danner, NYTBR & Editors Choice
Download ebook Guantanamo Diary pdf via Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar