Judul Buku: Feminisme, Islam, dan Islam Feminis
Penulis:
Anna King, Fatima Seedat
Penerbi: Osiris
Tahun: 2021
Jumlah Halaman:
135
Buku yang berjudul Feminisme, Islam, dan Islam Feminis ini
berisi esai yang ditulis oleh Fatima Seedat dan Anna King yang masing-masing
berjudul Antara Tidak Memadai dan Ketidakpercayaan dan Islam, Perempuan, dan
Kekerasan. Keduanya membahas bagaimana Islam memandang feminisme dan kekerasan.
Buku setebal 135 halaman ini disajikan penulis dengan argumentasi yang sarat
akan referensi hingga akhir halaman.
Fokus penulis adalah pada usulan tentang penyebutan
konvergensi Islam dan feminisme sebagai “feminisme Islami”, sebuah proyek yang
dalam analisisnya, dapat disepakati lebih untuk menghasilkan kesetaraan bagi
perempuan Muslim. Argumennya bahwa wacana yang menyebutkan kesetaraan perempuan
Muslim itu adalah feminisme Islami berimplikasi pada projek yang berupaya
menghasilkan kesamaan atau kesetaraan antara feminisme dan muslim lainnya.
Pendapat penulis mengenai proyek untuk mendefinisikan
feminisme Islami dapat dibaca sebagai upaya untuk mendefinisikan dan
memperbaiki perempuan Muslim terhadap narasi dominan patriarki Islam dan untuk
kepentingan paradigma feminis inklusif.
Berbagi pertanyaan terbuka muncul dalam upaya
mengkonvergensikan istilah islam dan feminisme ini, yakni mengenai sejarah dan
politik apa yang sedang dinegosiasikan, tradisi intelektual apa yang diwakili
atau difokuskan, dan apa yang diabaikan atau dipinggirkan dalam penyebutan ini?
Sebagaimana feminisme dianggap memiliki hubungan yang kuat
dengan modernitas politik, sama dengan konstruksi yang terkait dengan
modernitas Eropa dan tradisi intelektual dan teologis Eropa. Gerakan untuk
emansipasi perempuan telah lama eksis di dalam masyarakat Islam dan selalu
bertentangan dengan feminisme sebab menyatakan bahwa, feminisme sebagai proyek
politik dan intelektual yang mengadvokasi kesetaraan gender dan akses perempuan
ke kehidupan publik, adalah produk Barat.
Tidak ada (kecuali Islam) yang sejauh ini, sistematis, atau
eksplisit membahas tentang status inferior perempuan, yang dikehendaki dan
diciptakan oleh Allah. Di sisi lain, banyak perempuan Muslim yang bersikukuh
bahwa Al-Quran tidak hanya mengajarkan kesetaraan spiritual laki-laki dan
perempuan, Al-Quran juga menawarkan perempuan lebih banyak hak daripada agama
lain, atau tidak hanya hal-hal yang bersifat patriarkal.
Masalah kesetaraan gender dalam Islam sudah memasuki dunia
pendidikan di negara-negara Eropa dan menjadi perdebatan jangka panjang lebih
daripada kurikulum, sekolah agama, sekolah seks tunggal, pendidikan seks dan
pengajaran agama. Belum lagi banyak perempuan yang menjadi sasaran para
minoritas kaum Muslim ekstremis; sebagian kecil di antaranya telah mencapai
pengakuan dunia.
Dari tahun 1947, Islam sering menjadi media yang digunakan
oleh mereka yang ingin mengekang atau menolak hak-hak perempuan. Agama seperti
ideologi digunakan untuk membenarkan dan mempertahankan kontrol dalam struktur
sosial tertentu, apakah itu dari kapitalisme, feodalisme, atau patriarki.
Banyak feminis menyarankan bahwa perempuan harus memohon prinsip-prinsip ijma
(konsensus) dan ijtihad (alasan) untuk memajukan perjuangan mereka.
Ada lagi fakta bahwa islamisasi tidak memberi perempuan
keamanan yang lebih baik. Meskipun kekerasan terhadap perempuan jarang diakui
dan dihukum sebagai kejahatan, banyak laporan menunjukkan bahwa perempuan di
Pakistan menghadapi tingkat kekerasan dan pelecehan yang luar biasa tinggi yang
dilakukan oleh tangan laki-laki, anggota keluarga dan anggota negara.
Islam dan feminisme muslim dapat dianggap sebagai bentuk
jihad melawan ketidakadilan sosial. Feminisme sebagai sebuah gerakan telah
menjadi salah satu gerakan sosial paling ampuh di zaman modern yang terus
menyuarakan keadilan, demokrasi dan kesetaraan. Konvergensi Feminis dalam
Islam berupaya memberikan wacana Islam baru yang menantang dominasi laki-laki
dalam penafsiran Al-Quran.
Download ebook Feminisme, Islam, dan Islam Feminis pdf via
Google Drive:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar