Tanggal rilis: 23 Desember 2019
10 – Tahun Tikus logam 2020: Masa Menanti
Kepastian Menunggu Jawaban
66 – AI Menghadirkan Star Trek ke Dunia Nyata
88 – Tangkasnya Peranakan Tionghoa
Harapan yang Menggerakkan Manusia
Seorang kawan
bertanya, “Mengapa kita harus memiliki harapan?” Kemudian seorang kawan lain
menimpalinya bak filsuf, “Karena hidup kita selalu diselimuti oleh
ketidakpastian.” Baru-baru ini di Museum Sonobudoyo, Yogyakarta, menggelar
pameran bertajuk Angkasa Raya Ruang dan Waktu. Salah satu yang dipajang dalam
pameran itu adalah koleksi papan petung asal Jawa dan Bali, yang digunakan untuk
mengetahui hari baik dan buruk seseorang.
Tampaknya, harapan telah menjadi bagian dari peradaban. Frasa “harapan”
biasanya merujuk pada suatu keinginan yang diupayakan menjadi kenyataan. Tanpa
angan-angan, mungkin kita tidak pernah memiliki harapan.
Dalam sejarah evolusi manusia, harapan telah mengubah spesies hewan menjadi
makhluk yang beradab. Boleh jadi, harapan merupakan sebuah mekanisme yang
dikembangkan oleh evolusi otak manusia untuk tetap lestari. Sejak seratusan
ribu tahun silam, nenek moyang kita menghadapi kuasa alam yang relatif tak
bersahabat.
Mereka pun menciptakan harapan untuk bertahan hidup. Pada Desember lalu, gambar
cadas figuratif di kawasan karst Maros-Pangkep, Sulawesi Selatan, telah
menggegerkan dunia arkeologi. Pasalnya, ia menjadi gambar cadas tertua di
dunia.
Usianya, 44 ribu tahun! Temuan itu menggambarkan adegan figur-figur setengah
manusia dan setengah satwa yang berburu mamalia besar dengan tombak dan tali.
Lukisan semacam ini mungkin bertujuan sebagai suatu harapan supaya perburuan
mereka berhasil.
Bagaimana apabila manusia tak memiliki harapan? Pramoedya Ananta Toer berpesan
dalam novelnya yang bertajuk Nyanyi Sunyi Seorang Bisu, “Hidup tanpa harapan
adalah hidup yang kosong.” Selamat Tahun Baru 2020! Jangan sia-siakan sejuta
harapan yang membentang sepanjang dua belas purnama di depan.
Link Download
Tidak ada komentar:
Posting Komentar