Blog yang khusus menyediakan link download koran, majalah dan ebook gratis, khususnya yang berkaitan dunia pendidikan, sains dan agama

Download Majalah Intisari Edisi Januari 2022

 


Tanggal Rilis: 30 Desember 2021

Catatan Editorial

Apa Kabar Wayang Cokek di Masa Pandemi

Bunga mawar dari kayangan... Sayang. Sungguh harum seantero baunya... Sayang. Belajar kenal tidak halangan... Tuan. Tapi awas ada yang punya... Tuan.” Demikian petikan lirik Stambul Jengki yang dilantunkan salah seorang cokek dengan iringan gambang keromong. Sebelum pandemi ini berjangkit, saya kerap menjumpai wayang cokek yang mengiringi perhelatan ciotau pernikahan tradisi Tionghoa. Cokek merupakan kesenian Betawi yang diiringi gambang keromong dengan penari wanita yang menari bersama tetamu.

Mengibing. Di Tangerang, resepsi semacam ini biasa digelar di rumah kawin atau bisa juga di pekarangan rumah pemilik hajatan. Saya mengamati di beberapa hajatan. Para cokeknya masih muda. Namun, pelantun lagunya kebanyakan sudah paruh baya. Apalagi, para lelaki yang berhasrat menari, usianya di atas 60-an tahun!

Mereka cokek dan opa-opa itu tampak asyik-asyik saja, tanpa harus saling menyentuh. Kemudian, timbul pertanyaan di benak saya, ke manakah para pemudanya? Pada edisi ini kami menyajikan ragam kisah yang menggugah upaya pelestarian budaya. Salah satunya kisah feature bertajuk Akankah Gambang Keromong Tak Lagi Mengiringi Cokek?

Kesenian wayang cokek bisa terancam punah apabila tidak ada musik gambang keromong sebagai pengiringnya. Kesenian ratusan tahun ini juga bisa punah bila tidak ada lagi yang mengibing, atau menanggapnya. Ketika pandemi, bagaimana nasib para pemusik gambang keromong, pemain tehyan, dan para cokek? Apa yang terjadi saat kesenian ini hilang? Barangkali kita pun akan melupakan cerita asal-usul yang menautkannya: jati diri kita.

Ada harmoni dan kedamaian dalam alat-alat musik yang berasal dari budaya-budaya yang berbeda. Kita memiliki teladan-teladan budaya pada edisi ini seperti Widayat Djiang, seorang dalang Tionghoa yang melestarikan seni wayang kulit. Juga, Dwi Woro Retno Mastuti yang bergiat pada pelestarian wayang potehi dan wayang Cina Jawa. Selamat membaca. Semoga pandemi lekas berlalu!

Link Download:

DOWNLOAD

Tidak ada komentar:

Posting Komentar